Thursday, November 17, 2005

Muda dan Oom

Anak saya, Sinchan, berusia 7 tahun dan senang sekali mengumpulkan teman-temannya bermain di rumah kami. Jika hari libur, biasanya mereka berkumpul mulai dari pukul 8.00 sampai teng pukul 12.00

Nah, yang menjadi perhatian saya bukan soal mainnya mereka, namun komentar mereka tentang saya.

"Pa, temen-temen ku bilang, papa aku tidak seperti papa mereka. Papa terlihat tidak seperti orang yang sudah tua", anak ku bercerita bangga.
" Lho memang papa masih mudah kan, baru umur 37 tahun.", saya penasaran dengan istilah tidak tua.
"Ya, papa masih muda. Katanya seperti Oom-Oom lah", anakku menjelaskan dengan polos.
"Hwarakadah, kok Oom-Oom ?", saya kaget, kok yang dimaksud terlihat muda diartikan seperti Oom-Ooom. Hmmmm.

Wah saya berharap yang dimaksud bener-bener masih muda dan tidak seperti Oom-Oom. Mungkin karena di keluarga kami, biasa memanggil saudara dengan istilah "Oom", dan memang kebetulan banyak yang masih mudah-muda termasuk seusia SMP, SMA.

Tuesday, May 31, 2005

Selamat datang kembar !

Sabtu minggu lalu saya menemani istri saya ke dokter kandungan di RS Hermina. Jika bulan sebelumnya saya belum sempat mengantarkan, maka kali ini saya khusus menyempatkan bersama anak saya Dyno dan majalah SWA, FHM & intisari untuk teman menunggu antrian. Sengaja saya ajak Dyno (padahal belum jam pulang sekolah) karena saya akan memperlihatkan sesuatu, apakah gerangan ?

Ternyata bukan cuman Dyno yang takjub, saya dan istri pun takjub melihatnya ... bagaimana tidak takjub, soalnya dari hasil USG terlihat penampakan bayi kembar di dalam kandungan istri saya yang sedang hamil 3 bulan, Alhamdulillah … Berdasarkan USG pula teridentifikasi 2 buah benda seperti jantung dan mulai terdengar degup detaknya duk duk duk ..... sementara jenis kelaminnya belum terlihat.

Adapun tujuan dari email ini adalah sekedar sharing kebahagiaan sekaligus memohon doa dari teman-teman semoga saja bayi yang dikandung istri saya senantiasanya dilindungi oleh Allah SWT dan InsyaAllah dapat terus tumbuh, sehat dan sempurna serta kelak dapat berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, agama dan bangsanya.

Amien ...

Monday, February 14, 2005

Valendonesa

Valentine ala Endonesia
Jadi ajang malu-malu kucing

Angkatan 30an keatas
Takut dibilang gak kenal umur

Angkatan 20an keatas
Takut dibilang gak sesuai agama

Angkatan 17an keatas
Takut ama enyak babe

Sekalipun individual gak ikutan
Tapi rame-rame demen suasana valentine

Tengoklah,Mall
yang dipenuhi pink dan hati
Radio yang bicara love-love-an
Tipi yang diisi acara kasih saya termasuk pilem-pilemnya

Itulah Valentine ala Indonesia
Berbeda-beda tapi tetap satu, Enjoy aja!

Wednesday, October 20, 2004

Selamat bekerja SBY dan MJK



Insya Allah, hari ini 20 Oktober 2004 (6 Ramadhan 1425 H), Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla dilantik sebagai presiden dan wakil presiden RI. Inilah presiden dan wakil presiden pertama Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat. Selamat untuk SBY dan Kalla selamat memasuki dunia pengabdian, juga dunia tak terduga, dunia penuh tikungan, dan bahkan jebakan. Sesungguhnya kursi presiden dan wakil presiden bukanlah kursi empuk. Ia amanah, yang harus dipikul tidak untuk segala fasilitas, kemudahan, dan kehormatan yang menyertainya, melainkan untuk seluruh rakyat dan pemenuhan janji-janji yang telah diucapkan.

Mulai hari ini, SBY-Kalla yang diharap banyak kalangan tetap menjadi dwitunggal masuk dalam putaran hidup yang berbeda. Tidak lagi punya waktu cukup makan bakso bersama wartawan, tidak lagi punya waktu mendengar langsung keluhan rakyat. Segala sesuatu berdasarkan laporan, yang acap kali dibuat indah. Di puncak kekuasaan, sering sekali seorang pemimpin kesepian, lepas dari dunia nyata. Ia akan dikelilingi oleh orang-orang yang ahli memuji, orang-orang bertopeng, dan pendusta. Tanpa disadari, seorang pemimpin terdorong menjadi aktor panggung. Ia tidak tampil untuk penonton yang mencaci, melainkan untuk penonton yang bertepuk tangan dan memuji.

Aktor besar selalu terobsesi memainkan peran-peran besar, spektakuler, dan penuh pujian. Aktor besar tak lagi menginginkan peran-peran kecil, peran pembantu. Aktor besar selalu terdorong ingin pujian, selalu mencari panggung untuk mendapat pujian itu. Hari ini, setelah pelantikan usai, menteri kabinet diumumkan dan sehari kemudian dilantik, maka bulan madu pun berakhir. Tumpukan pekerjaan telah menanti. Perubahan mulai ditagih rakyat satu demi satu. Di sinilah, dunia sesungguhnya itu angin keras, debu, dan bebatuan.

Ajakan ''bersama kita bisa'' pun tidak lagi mudah, karena orang lebih suka memperhatikan dan membuat penilaian. Setiap orang tiba-tiba berubah menjadi juri, menjadi penilai. Bahkan dalam beberapa hal, orang-orang lebih suka mencari kesalahan. Di sinilah, keteguhan seorang pemimpin apabila dia yakin melangkah dengan benar dipertaruhkan. Seorang pemimpin sebaiknya lentur, tapi tidak boleh patah. Ia bukanlah pohon yang patah diterpa angin keras, daunnya meranggas dipalut debu, dan akarnya kering dalam keras bebatuan.

Saya tak ingin mengajari limau berduri, mengajarkan ikan berenang. Tapi, seorang pemimpin tidak boleh mengeluh, tapi mencari jalan keluar dari kerumitan. Kerumitan tidak untuk dihindari, tapi dihadapi. Seorang pemimpin tidak mungkin dapat memuaskan semua orang, tapi harus menyediakan diri sepenuhnya bekerja untuk semua orang. Tapi percayalah, semakin dekat dengan Allah, semakin terbuka segala kemudahan. Selamat untuk Pak SBY dan Pak Kalla; selamat memasuki dunia pengabdian, dunia tak terduga, dunia penuh tikungan, dan bahkan jebakan--dunia angin keras, debu, dan bebatuan. Maka, bekerjalah sepenuhnya untuk rakyat dan carilah ridha Allah.

resonansi, 20 oktober 2004

Thursday, September 30, 2004

Tiga Puluh Sembilan ...

Tiga Puluh September
Tiga Puluh Sembilan Tahun lalu

Negeri ini diteror
Negeri ini guncang
Negeri ini dikenalkan dengan jargon baru
P K I

Tiga Puluh September
Hari ini

Negeri ini masih diteror
Negeri ini masih diguncang
Negeri ini masih dibiasakan dengan jargon baru
Bom Teroris

Tiga Puluh September
Tiga Puluh Sembilan Tahun lalu
Tak ada beda dengan hari ini

Ya,
Kedua dalang teroris tak diketemukan !!


Wednesday, September 29, 2004

Panglima Tertinggi

Siapa bilang
Jenderal pasti tinggal di "Cikeas"
Aku masih mendengar
ada Jenderal tinggal di BTN

Siapa bilang
Kolonel pun pasti berkendaraan mewah
Aku masih lihat
ada Kolonel berlari mengejar bus kota tanpa AC

Siapa bilang
Kapten pun telah berlimpah materi
Aku masih dengar
ada Kapten menghemat rupiah untuk berjumpa sang istri

Karena Panglima Tertinggi adalah milik Nya
Maka biarlah Ia menentukan jalan terbaik
bagi prajurit-prajuritnya ...

*) Jelang HUT ABRI dibawah bayang-bayang presiden Jenderal SBY

Bedil sang Jenderal

Sesungguhnya
bedil sang jenderal
bukan lah senapan berpeluru timah

Bedil sang janderal adalah
s a b d a n y a
bagi anak-anaknya

anak-anak kandungnya
anak-anak buahnya
anak-anak bangsa

Hanya Sang Jenderal dan Tuhan
yang tahu persis
peluru apa yang kau isikan
untuk anak-anaknya

Adakah peluru harta, tahta dan kuasa
Atau pengabdian pada sang Maha Kuasa

*) puisi untuk anak-anak sang jenderal